20 Sept 2013

PAMRIH




Penulis : dokter raka narzies

Kisah ini diangkat dari iklan mengharukan yang berasal dari Negara Thailand.
”Ketangkap kamu ya!”hardik seorang laki-laki penjaga toko kelontong.Laki-Laki itu sebut saja namanya pak Samsul,maaf namanya saya indonesiakan aja ya biar akrab di telinga.Pak Samsul mencengkram kaos yang dipakai anak kecil yang berusaha mencuri di tokonya.Dia tertangkap tangan oleh sang pemilik toko itu.Penangkapan yang dilakukan pemilik toko membuat lingkungan sekitar toko jadi agak gaduh.Pak Samsul pemilik toko tersebut hendak memukul dan menganiaya anak kecil tadi,kita sebut aja namanya Reno.
    Sewaktu pak Samsul pemilik toko kelontong tadi hendak menganiaya kejadian itu sempat disaksikan oleh pemilik toko sebelahnya.Toko itu menjual mie,pemiliknya bernama pak Hasan.Pak Hasan langsung berusaha melerainya.
”Sudah pak Samsul,sudah jangan dianiaya anak itu kasihan!”pinta pak Hasan kepada pak Samsul pemilik toko kelontong.Pak Hasan memegang lengan anak kecil tadi.
”Kamu kenapa mencuri nak?”tanya pak Hasan dengan suara lembut,bukan dengan nada menghakimi.
”Saya terpaksa mencuri demi membelikan ibu saya obat dan minuman pak,karena ibu saya sedang sakit dan kehausan,”jelas si Reno anak kecil yang mencuri tadi.Mendengar penjelasan si Reno hati pak Hasan tersentuh,lalu pak Hasan mengganti kerugian yang dialami oleh pak Samsul yang terjadi akibat pencurian ini,dia mengambil uang di dompetnya lalu memberikan anak tadi  sejumlah uang.
”Pak samsul,ini uang untuk ganti rugi karena kejadian ini,”jelas pak Hasan karena dapat uang dari pak Hasan pak Samsul sudah tidak marah lagi dia berusaha melupakan insiden tersebut.
”Nah ini uang buatmu nak,belikan obat dan minuman buat ibumu yang sakit,”jelas pak Hasan sambil memberikan sejumlah uang kepada si Reno dan seraya mengelus-elus rambut plontos anak kecil tersebut.Anak itu expresinya berubah menjadi senang dia memegang telapak tangan pak Hasan dan mencium punggung telapak tangan pak Hasan seraya mengucapkan banyak-banyak terima kasih,lalu anak kecil itu pergi berlalu begitu saja.

TIGA PULUH TAHUN KEMUDIAN

    Pak Hasan sedang memasak mie untuk para pelanggangnya yang antri menunggu di meja makan.sewaktu asik memasak mie tiba-tiba pak Hasan hilang keseimbangan lalu terjatuh dan hilang kesadaran.Kejadian ini disaksikan oleh banyak orang lalu ramai-ramai orang yang sebagian besar pelanggan warungnya datang menolongnya dan membawanya ke rumah sakit.Setelah mendapat perawatan cukup intensif putri satu-satunya dari pak Hasan yang bernama Viona datang menjenguk.Dokter yang menolong pak Hasan menjelasakan bahwa pak Hasan mengalami stroke perdarahan sehingga harus dioperasi,operasi telah dijalankan.Putrinya yang menerima penjelasan itu sempat syok,hampir tidak percaya dengan semua ini,tapi dia berusaha menenangkan hatinya.Putri pak Hasan dipersilahkan masuk ke ruangan dimana pak Hasan dirawat melihat kondisi ayahnya.
             Disana putri pak Hasan melihat tubuh ayahnya yang tergolek lemas pasca operasi.Putri pak Hasan duduk di sampingnya lalu memeluk tubuh ayahnya dengan penuh kasih sayang.Pak Hasan masih belum sadar pasca operasi.Setelah berhari-hari kondisi pak hasan membaik sudah tidak dalam kondisi kritis tetapi masih belum sadar.Seorang perawat masuk ke dalam ruangan dan meminta putri pak Hasan ke bagian administrasi untuk membahasa semua biaya perawatan.
”Berapa semua biaya perawatan ayah saya Sus?tanya putri pak Hasan.Si perawat tidak sanggup menyebut nominalnya,dia hanya memberikan selembar kertas tagihan untuk dibaca sendiri oleh putri pak Hasan.
     Setelah membaca kertas tagihan tersebut putri pak Hasan kaget karena total tagihan semuanya berjumlah 300 juta rupiah,putri pak Hasan bingung darimana dia mendapatkan uang sebanyak itu.Lalu dia pulang sejenak ke rumah untuk memikirkan solusinya.Setelah merenung lama akhirnya dia memutuskan untuk menjual rumah yang dia tempati bersama ayahnya selama ini.Viona lalu datang ke rumah sakit untuk meminta ijin pada ayahnya untuk menjual rumah agar bisa membayar biaya pengobatan selama di rumah sakit.
”Yah,viona mau minta ijin sama ayah untuk menjual rumah yang kita tempati yah,karena Viona tidak punya uang untuk membayar tagihan rumah sakit,”jelas Viona sambil memegang punggung telapak tangan ayahnya yang terdiam di tempat tidur.Karena ayah Viona belum sadar ayah Viona tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh putrinya.
”Tok tok!!”terdengar suara ketukan pintu dari luar.Viona bergegas membuka pintu yang terlihat adalah dokter yang mengoperasi dan merawat ayah Viona.Viona mengucapkan selamat pagi dan dokter itu juga membalas salam dari Viona.Dokter tersebut memberikan secarik kertas pada Viona.Setelah menerima secarik kertas itu viona membuka dan lalu membacanya.Viona terheran-heran itu adalah kertas tagihan rumah sakit,disitu dijelaskan bahwa tagihan rumah sakit besarnya 0 rupiah alias lunas dan yang lebih mengejutkan lagi ada tulisan dibawah kertas tagihan ini sudah dibayar tiga puluh tahun yang lalu.Viona tampak kebingungan apa maksud isi kertas ini dia ga paham.
”Dok,maksud isi kertas ini gimana?”tanya viona heran.
”Itu artinya seluruh tagihan rumah sakit ayah mbak sudah lunas semua,”jelas dokter itu dengan tersenyum.
”Lho kok bisa dok??”tanya Viona dengan lebih keheranan lagi.
”Mbak ingat ga tiga puluh tahun yang lalu ayah mbak telah menolong seorang anak kecil yang mencuri demi membiayai ibunya yang sakit?”cerita si dokter tersebut.
Mendengar penjelasan dokter tersebut Viona mulai membayangkan kejadian 30 tahun yang lalu yang pernah dia alami bersama ayahnya.
”Iya Dok saya ingat,ada anak kecil yang ditolong ayah sama karena dia hendak dipukuli oleh tetangga saya  lalu ayah mencegahnya dan malah memberi uang kepada anak kecil itu untuk dibelikan obat buat ibunya,dan bahkan saya sendiri memberikan 2 bungkus mie kepada anak kecil itu karena disuruh ayah saya,”terang Viona kepada pak dokter.
”Iya benar mbak,dan anak kecil yang mencuri itu adalah saya,saya belum bisa membalas budi baik ayah anda mbak,dan baru kali ini baru bisa saya lakukan,”ucap pak dokter itu dengan wajah berseri-seri.
Viona lalu menangis tersedu-sedu mendengar putri kesayangannya menangis pak Hasan ayah viona membuka matanya dan mulai mengerakan jari-jarinya, pak Hasan mulai sadar dari komanya.Melihat ayahnya mulai bangun betapa senang putrinya lalu dipeluk tubuh ayah yang disayanginya dengan erat.Sekian.


No comments: