29 Sept 2016

poros 3 raja di pilkada DKI






              Politik sejatinya tidak jauh dari perasaan suka atau tidak suka,dalam dunia politik sering berkebalikan jika politisi bilang ya berarti artinya tidak dan jika bilang tidak berarti artinya iya.Baru-baru ini kita disuguhkan pertunjukan menarik yaitu antara partai-partai besar di provinsi DKI Jakarta,menjelang pilkada DKI telah muncul 3 poros baru yang mana tiga poros itu dibelakangnya ada 3 raja,yaitu SBY,Prabowo dan Megawati.Pilkada DKI walopun levelnya hanyalah pilkada namun aromanya serasa pilpres,penyebabnya ada 3 raja dibalik pembentukan 3 kubu dalam pencalonan gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ini.
      Pergulatan pilkada DKI ini dimulai dengan munculnya sosok kontroversial yang bernama basuki Cahaya Purnama alias Ahok.Ahok telah memulai kontroversialnya dengan keluar dari partai yang membesarkannya yaitu partai Gerindra.Tentu apa yang dilakukan Ahok ini sangat menyakitkan hati para politisi partai gerindra.Hal inilah yang menyebabkan munculnya poros Prabowo dengan barisan sakit hati di dalamnya.
              Bagaimana dengan PDI P sendiri?PDI P sebetulnya suaranya terbelah,tidak semuanya pro Ahok sebagian ada yang kontra dengan Ahok.Yang kontra dengan Ahok karena partai wong cilik merasa Ahok tidak pro terhadap rakyat kecil dan cenderung arogan melakukan penggusuran terhadap rumah-rumah rakyat kecil,dan Ahok juga terkesan kongkalikong dengan pengusaha kelas kakap terkait dengan proyek reklamasi.Kisah asal bukan ahok ini mengingatkan pada kejadian dulu yaitu asal bukan Mega,yang mana jaman dulu ramai-ramai orang berusaha membuat poros tengah agar mega bisa dijegal,dan pada waktu itu sukses menjegal mega agar terpilih secara langsung untuk menjadi presiden pada saat itu.
            Namun tidak dapat dipungkiri bahwa survey elektabilitas ahok yang tinggi sekitar 40% membuat sebagian partai berusaha menjadi oportunis,disini bisa kita sebut contohnya partai golkar,golkar sendiri ga mau rugi jika mendukung calon lain jika tidak menang percuma,jadi dia menjadi partai oportunis pertama yang mendukung ahok bukan karena visi misi tapi hanya karena golkar ingin juga menjadi bagian dari eksekutif yang memenangkan pilkada DKI ini.Partai seperti Nasdem dan Hanura mungkin memiliki idealisme tinggi,dia melihat sosok Ahok ini orang jujur dan anti tehadap korupsi maka sejalan dengan visi dan misi partai mereka maka merapatlah Nasdem dan Hanura ke kubu Ahok.Sudah 3 partai pendukung dibelakang Ahok yaitu Nasdem,Golkar dan Hanura.
            Posisi PDI P masih gamang,antara mencalonkan kadernya sendiri  jika kadernya sendiri saat itu yang digadang-gadang adalah ibu Risma,karena elektabilitas ibu Risma yang tinggi dianggap mampu mengimbangi kekuatan Ahok,baik dari segi kepribadian yang keras dan tegasnya,jujurnya juga dianggap  sama,dan pembangunan di daerahnya yang terlihat cukup sukses juga membuat pertarungan akan sengit jika PDI P mengusung Risma,namun kenyataannya berkata lain sepertinya ibu Risma tidak tertarik ikut pertarungan di pilkada DKI dan beliau lebih memilih fokus membenahi kota Surabaya yang tercinta ini.
              Mungkin Megawati sudah mendengar desas desus bahwa demokrat akan mengusung Agus Harimurti Yudoyono,tentu saja ini tidak mengenakkan buat kuping Megawati,karena kita tau sendiri jika Mega begitu bencinya kepada SBY.Politik tentu saja tidak jauh darikata benci dan senang,jika benci tentu mereka kontra,jika senang tentu mereka mendukung,jika benar SBY mengusung anaknya,tentu ini genderang perang buat Megawati,Megawati tidak ingin kalah dalam kontestasi ini,akhirnya dia memutuskan memakai hak prerogratifnya untuk mengusung Ahok.Karena survey membuktikan elektabilitas ahok jauh mengungguli calon manapun.
      PDI P akhirnya secara resmi mendukung Basuki Cahaya Purnama,mereka merapat ke kubu Ahok,jadilah dibelakang ahok ada 4 partai yaitu golkar,PDI P,nasdem,hanura.Calon sudah diputuskan keduanya diikuti oleh kubu Prabowo,kubu ini muncul karena kebencian partai asal ahok yaitu gerindra,dibelakang gerindra ada partai PKS,PKS ini bisa jadi ikut kubu gerindra karena platform mereka adalah islam.Haram hukumnya buat partai Islam mengusung calon non muslim alias kafir,jadilah PKS berada dibelakang partai gerindra,awalnya mereka mengusung sandiaga Uno,karena komunikasi politik yang intens mereka berdua memutuskan mendukung Anies Baswedan yang sama-sama bukan kader partai Gerindra maupun PKS,dan hal ini diterima legowo juga oleh Sandiaga Uno.
       Poros yang ketiga lebih mengejutkan lagi,kubu SBY dengan partai demokrat mengusung putra mahkota yaitu Agus Harimurti Yudhoyono.AHY tentu saja calon yang mengejutkan banyak pihak betapa tidak beliau adalah tentara aktif,masih muda berprestasi tiba-tiba mengundurkan diri dari instansi TNI dan memutuskan terjun ke dunia politik.Dan wakil yang diusung adalah ibu sylviana yang merupakan seorang birokrat dari pemprov DKI.Dibelakang cagub AHY ada partai lain yang mendukung yaitu PAN,PKB,dua partai yang berbasis islam mendukung Agus bukan Ahok dikarenakan bukan muslim,dan lebih dri itu buat PKB partai islam yang lebih liberal tidak mendukung ahok bukan karena ahok non muslim tapi PKB melihat Ahok sosok arogan yang suka menggusur rumah rakyat kecil dan terlalu berpihak pada konglomerat kaya.Sedangkan untuk PAN sendiri faktor ketidaksukaan Amein rais terhadap ahok juga berpengaruh.
           Salin dukung mendukung partai politik ini tentu tidak serta merta membuat kadernya setuju dengan kebijakan partai,di democrat ada ruhut sitompul dan hayono isman yang ogah mendukung ahs harimurti dan malah membelot mendukung Ahok,di kubu PDI P ada boy sadikin yang membelot kontra terhadap ahok.Tentu ini dinamikan politik dalam era demokrasi yang tidak bisa dihindari,karena tiap kader punya hak untuk menyuarakan suara hati mereka walopun kadang melenceng dari garis partai.
            Genderang perang sudah ditabuh dan ada 3 poros dengan 3 raja yang ada dibelakang,para raja ini berebut ingin menjadi pandito ratu,tentu saja target besar mereka bisa menguasai pilpres nantinya,dengan berkaca hasil pilkada ini bisa dilihat kedepannya seperti apa.Dari ketiga calon bisa disimpulkan jika isu SARA terutama agama tentu sudah tidak laku dikedepankan di pilkada kali ini itu etrcermin tidak ada cagub yang merupakan sosok berlatar islam semisal yusril ihza mahendra.Di pilkada kli ini juga cukup menarik muncul sosok baru yang jauh dari radar survey tuiba-tiba muncul,jika menang tentu ini prestasi luar biasa buat SBY dan kubu demokrat,namun jika kalah amat disayangkan juga buat AHY,karena kariernya dianggap cemerlang di institusi TNI,SBY juga merasa karier TNI anaknya akan dihambat oleh penguasa sekarang.

        




No comments: