8 Jan 2015

ketika tangan dan kaki tidak mampu berbuat apa apa

Manusia setiap hari tidak luput dari dosa,entah itu dosa dengan tangan,kaki,mata,hati,bibir,kemaluan dan lain sebagainya tidak henti-hentinya manusia melakukan hal tersebut.Hal ini mereka lakukan baik secara sadar maupun tidak sadar sekalipun.Kisah dibawah ini mungkin bisa menjadikan renungan untuk kita semua.Untuk renungan diri kita apa yang kita lakukan di dunia ini sudah benar atau belum.Mudah-mudahan kisah ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua termasuk saya yang menuliskan kisah ini. Kisah ini dimulai ketika saya sedang mengikuti koas atau ko-asistensi.Koas ini adalah praktek di sebuah rumah sakit dan merupakan fase tahapan yang harus ditempuh sebelum seseorang menjadi dokter.
Kebetulan waktu itu koas di bagian saraf,o ya untuk koas memang ada bagian-bagian sendiri misal bedah harus ditempuh 3 bulan,saraf 5 minggu,radiologi 4 minggu,anak 10 minggu tiap bagian memang tidak sama karena memang yang dipelajari materinya berbeda-beda untuk materi yang sangat banyak yaitu bedah yang ditempuh hingga 3 bulan lamanya. Pagi itu memang sedang gerimis,rintik hujan mulai membasahi bumi aku melangkahkan kakiku dengan membawa tensi meter dan palu reflex,aku memasuki ruang rawat inap untuk pasen rawat inap,disitu aku menjumpai pasen sebut saja namanya Herman(bukan nama asli),pak Herman sedang tiduran dengan didampingi istrinya disamping ranjang persitirahatan.Waktu itu sebelum memeriksa pak herman o ya kegiatan ini rutin di lakukan oleh dm(dokter muda) sebutan bagi calon dokter yang sedang melakukan koas.Aku ajak ibu itu berbincang-bincang supaya rilex tidak terlalu tegang. Setelah panjang lebih ngobrol dengan ibu itu aku mulai tau bahwa pak Herman menderita stroke sejak 2 tahun yang lalu,sejak stroke itu pak Herman mengalami kondisi ini,istri pak Herman menceritakan jika pak Herman setelah mengalami stroke tidak bisa melakukan apapun.Beliau hanya bisa tertidur dikasur tanpa bisa berbuat apa-apa.Setelah ngobrol panjang lebar dengan ibu Herman saya lanjutkan dengan memeriksa tubuh pak herman.Disitu saya dapatkan jika tangan pak herman tidak bisa digerakkan sama sekali,kakinya juga tidak mampu bergerak hanya terdiam lunglai,pak Herman tidak bisa menggerakkan tubuhnya,bahkan hanya untuk menggerakkkan sedikit pun tidak mampu beliau lakukan. Saya lalu ukur tensinya normal yaitu 130/80,nafasnya baik,mungkin keadaan umumnya baik,namun memang beliaunya mengalami kelumpuhan total,lalu aku lanjutkan lagi memeriksa lebih dalam lagi kondisi beliau seperti memeriksa reflex dari otot-otot beliau.Aku liat hatiku mulai terenyuh karena beliaunya sendiri tidak mampu menjawab pertanyaanku sama sekali,mulut beliau sedikit terbuka dan tak mampu tertutup sama sekali.Saya liat matanya terbuka,namun beliau dalam hatinya pasti bersukur karena masih mampu mengedipkan kelopak mata itupun hanya sesekali mampu beliau lakukan.Bu Herman menceritakan kalau pak Herman mengalami kondisi ini sejak mengalami stroke,artinya beliau dengan kondisi ini sudah 2 tahun bertahan,kemudian aku bilang kepada ibu Herman untuk bersabar karena dengan bersabar balasannya hanya sorga .Bu Herman mengangguk tanda setuju dengan ucapanku ini. Lalu aku tanya bu herman apa saja yang dilakukan dirumah untuk merawat pak Herman,beliau menjelaskan jika dialah yang rutin membersihkan kotoran pak herman,karena pak herman tidak sanggup untuk membuang kotorannya sendiri,kencing pun harus dibantu dibersihkan oleh bu Herman,ibu Herman dengan sabar dan telaten melakukan hal ini semua,sungguh mulia apa yang dilakukan ibu Herman ini,dengan sabar beliau merawat suaminya dengan penuh kasih saya tanpa mengharapkan balasan apapun.O ya untuk pembaca sekalian harap tau ya kalo kondisi yang dialami pak Herman ini adalah lock ini syndrome namanya Jika kita melihat cerita diatas apa hikmah yang bisa kita dapatkan?O ya sebelum itu saya jelaskan dulu tentang musibah.Apa yang dialami pak Herman ini bisa kita sebut dengan musibah.Musibah ini bisa menimpa siapapun baik itu orang baik,orang jahat maupun setengah baik dan setengah jahat.Jika musibah seperti ini menimpa orang baik berarti itu adalah ujian dan kalo lulus maka balasannya surga,jika musibah ini menimpa orang jahat maka ini adalah azab baginya dan harus segera bertobat jika ingin diampuni dosa-dosanya,namun jika musibah ini menimpa orang yang setengah-setengah maka bisa jadi ini adalah terguran dari Alloh swt,lalu kita ada di posisi mana?kita sendiri yang tau kita ada dimana?apakah pak Herman itu pendosa ?belum tentu,bisa ya bisa juga tidak,karena tuhan itu maha adil,jika musibah ini menimpa pak herman sedangkan beliau adalah orang yang baik tentu saja balasannya akan berlipat-lipat ganda mengingat penderitaan yang beliau alami. Jika pak herman adalah orang yang baik tuhan memberikan musibah tanpa memberikan balasan surga tentu Tuhan tidak adil,bergitu juga jika orang jahat hidup bermewah-mewah di dunia di akhir jaman tidak dijebloskan ke nereka berarti Tuhan tidak adil,namun semua tidak lah begitu karena Tuhan kita adalah Tuhan yang maha adil.Lalu hikmah apa yang kita dapatkan dari cerita diatas?coba liat tangan pak Herman lumpuh,kita yang tangan kita sehat sudah kita gunakan apa tangan kita?dosa apa saja yang dilakukan tangan kita?membunuh?mencuri?dll,kita sendiri yang tau,lalu kaki pak Herman lumpuh,lalu kaki kita yang sehat kita gunakan apa selama ini?menendang orang?dipakai pergi ke tempat maksiat?mulut pak Herman tidak mampu mengeluarkan kata-kata apapun,lalu mulut kita yang sehat kita pakai apa saja selama ini?menggunjing orang?meludahi orang?memarahi orang?berdusta? Pak Herman tidak mampu kencing sendiri,lalu kelamin kita selama ini sudah kita pakai dijalan yang benar apa belum?kita pakek untuk apa?berzina?kita sendiri yang tau,kita tau bahwa nikmat tuhan yang diberikan begitu banyak kepada kita,namun selama ini apa kita sudah bersukur dengan segala nikmat tuhan yang selama ini kita dustakan?nikmat memang akan terasa jika nikmat itu sudah hilang dari diri kita,kita baru terasa bahwa sehat itu hikmat jika sudah datang sakit.Itulah hakekat hidup manusia,memang kita bukan makhluk yang sempurna namun secara perlahan kita bisa menjadi makhluk hidup yang lebih baik dalam hidup ini.

No comments: