Politik sejatinya tidak jauh dari
perasaan suka atau tidak suka,dalam dunia politik sering berkebalikan jika
politisi bilang ya berarti artinya tidak dan jika bilang tidak berarti artinya
iya.Baru-baru ini kita disuguhkan pertunjukan menarik yaitu antara partai-partai
besar di provinsi DKI Jakarta,menjelang pilkada DKI telah muncul 3 poros baru
yang mana tiga poros itu dibelakangnya ada 3 raja,yaitu SBY,Prabowo dan
Megawati.Pilkada DKI walopun levelnya hanyalah pilkada namun aromanya serasa
pilpres,penyebabnya ada 3 raja dibalik pembentukan 3 kubu dalam pencalonan
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ini.
Pergulatan pilkada DKI ini dimulai dengan
munculnya sosok kontroversial yang bernama basuki Cahaya Purnama alias
Ahok.Ahok telah memulai kontroversialnya dengan keluar dari partai yang
membesarkannya yaitu partai Gerindra.Tentu apa yang dilakukan Ahok ini sangat
menyakitkan hati para politisi partai gerindra.Hal inilah yang menyebabkan
munculnya poros Prabowo dengan barisan sakit hati di dalamnya.
Bagaimana dengan PDI P
sendiri?PDI P sebetulnya suaranya terbelah,tidak semuanya pro Ahok sebagian ada
yang kontra dengan Ahok.Yang kontra dengan Ahok karena partai wong cilik merasa
Ahok tidak pro terhadap rakyat kecil dan cenderung arogan melakukan penggusuran
terhadap rumah-rumah rakyat kecil,dan Ahok juga terkesan kongkalikong dengan
pengusaha kelas kakap terkait dengan proyek reklamasi.Kisah asal bukan ahok ini
mengingatkan pada kejadian dulu yaitu asal bukan Mega,yang mana jaman dulu
ramai-ramai orang berusaha membuat poros tengah agar mega bisa dijegal,dan pada
waktu itu sukses menjegal mega agar terpilih secara langsung untuk menjadi
presiden pada saat itu.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa
survey elektabilitas ahok yang tinggi sekitar 40% membuat sebagian partai
berusaha menjadi oportunis,disini bisa kita sebut contohnya partai
golkar,golkar sendiri ga mau rugi jika mendukung calon lain jika tidak menang
percuma,jadi dia menjadi partai oportunis pertama yang mendukung ahok bukan
karena visi misi tapi hanya karena golkar ingin juga menjadi bagian dari
eksekutif yang memenangkan pilkada DKI ini.Partai seperti Nasdem dan Hanura
mungkin memiliki idealisme tinggi,dia melihat sosok Ahok ini orang jujur dan
anti tehadap korupsi maka sejalan dengan visi dan misi partai mereka maka
merapatlah Nasdem dan Hanura ke kubu Ahok.Sudah 3 partai pendukung dibelakang
Ahok yaitu Nasdem,Golkar dan Hanura.
Posisi PDI P masih gamang,antara
mencalonkan kadernya sendiri jika
kadernya sendiri saat itu yang digadang-gadang adalah ibu Risma,karena elektabilitas
ibu Risma yang tinggi dianggap mampu mengimbangi kekuatan Ahok,baik dari segi
kepribadian yang keras dan tegasnya,jujurnya juga dianggap sama,dan pembangunan di daerahnya yang
terlihat cukup sukses juga membuat pertarungan akan sengit jika PDI P mengusung
Risma,namun kenyataannya berkata lain sepertinya ibu Risma tidak tertarik ikut
pertarungan di pilkada DKI dan beliau lebih memilih fokus membenahi kota Surabaya
yang tercinta ini.
Mungkin Megawati sudah mendengar
desas desus bahwa demokrat akan mengusung Agus Harimurti Yudoyono,tentu saja
ini tidak mengenakkan buat kuping Megawati,karena kita tau sendiri jika Mega
begitu bencinya kepada SBY.Politik tentu saja tidak jauh darikata benci dan
senang,jika benci tentu mereka kontra,jika senang tentu mereka mendukung,jika
benar SBY mengusung anaknya,tentu ini genderang perang buat Megawati,Megawati
tidak ingin kalah dalam kontestasi ini,akhirnya dia memutuskan memakai hak
prerogratifnya untuk mengusung Ahok.Karena survey membuktikan elektabilitas
ahok jauh mengungguli calon manapun.
PDI P akhirnya secara resmi
mendukung Basuki Cahaya Purnama,mereka merapat ke kubu Ahok,jadilah dibelakang
ahok ada 4 partai yaitu golkar,PDI P,nasdem,hanura.Calon sudah diputuskan
keduanya diikuti oleh kubu Prabowo,kubu ini muncul karena kebencian partai asal
ahok yaitu gerindra,dibelakang gerindra ada partai PKS,PKS ini bisa jadi ikut
kubu gerindra karena platform mereka adalah islam.Haram hukumnya buat partai Islam
mengusung calon non muslim alias kafir,jadilah PKS berada dibelakang partai
gerindra,awalnya mereka mengusung sandiaga Uno,karena komunikasi politik yang
intens mereka berdua memutuskan mendukung Anies Baswedan yang sama-sama bukan
kader partai Gerindra maupun PKS,dan hal ini diterima legowo juga oleh Sandiaga
Uno.
Poros yang ketiga lebih mengejutkan
lagi,kubu SBY dengan partai demokrat mengusung putra mahkota yaitu Agus
Harimurti Yudhoyono.AHY tentu saja calon yang mengejutkan banyak pihak betapa
tidak beliau adalah tentara aktif,masih muda berprestasi tiba-tiba mengundurkan
diri dari instansi TNI dan memutuskan terjun ke dunia politik.Dan wakil yang
diusung adalah ibu sylviana yang merupakan seorang birokrat dari pemprov
DKI.Dibelakang cagub AHY ada partai lain yang mendukung yaitu PAN,PKB,dua
partai yang berbasis islam mendukung Agus bukan Ahok dikarenakan bukan
muslim,dan lebih dri itu buat PKB partai islam yang lebih liberal tidak
mendukung ahok bukan karena ahok non muslim tapi PKB melihat Ahok sosok arogan
yang suka menggusur rumah rakyat kecil dan terlalu berpihak pada konglomerat
kaya.Sedangkan untuk PAN sendiri faktor ketidaksukaan Amein rais terhadap ahok
juga berpengaruh.
Salin dukung mendukung partai
politik ini tentu tidak serta merta membuat kadernya setuju dengan kebijakan
partai,di democrat ada ruhut sitompul dan hayono isman yang ogah mendukung ahs
harimurti dan malah membelot mendukung Ahok,di kubu PDI P ada boy sadikin yang
membelot kontra terhadap ahok.Tentu ini dinamikan politik dalam era demokrasi
yang tidak bisa dihindari,karena tiap kader punya hak untuk menyuarakan suara hati
mereka walopun kadang melenceng dari garis partai.
Genderang perang sudah ditabuh dan
ada 3 poros dengan 3 raja yang ada dibelakang,para raja ini berebut ingin
menjadi pandito ratu,tentu saja target besar mereka bisa menguasai pilpres
nantinya,dengan berkaca hasil pilkada ini bisa dilihat kedepannya seperti apa.Dari
ketiga calon bisa disimpulkan jika isu SARA terutama agama tentu sudah tidak
laku dikedepankan di pilkada kali ini itu etrcermin tidak ada cagub yang
merupakan sosok berlatar islam semisal yusril ihza mahendra.Di pilkada kli ini
juga cukup menarik muncul sosok baru yang jauh dari radar survey tuiba-tiba
muncul,jika menang tentu ini prestasi luar biasa buat SBY dan kubu demokrat,namun
jika kalah amat disayangkan juga buat AHY,karena kariernya dianggap cemerlang
di institusi TNI,SBY juga merasa karier TNI anaknya akan dihambat oleh penguasa
sekarang.